BIOGRAFI IMAM BUKHARI RADHIYALLAHU 'ANHU
Imam Bukhari merupakan Amirul Mukminin dalam bidang hadis. Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah, Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah Al-Bukhari Al-Ju'fi.
Ju'fi yang menjadi nisbah Imam Bukhari adalah nama kepala pemerintahan di Bukhara. Kakek beliau Mughirah awalnya beragama Majusi dan memeluk Islam di tangan Al-Ju'fi sehingga kepadanya dinisbatkan Imam Bukhari.
Beliau lahir pada tahun 194 H dan wafat pada tahun 256 H sehingga usianya kurang lebih 63 tahun.
Imam Bukhari terlahir dalam keluarga yang shalih. Ayahnya adalah seorang pencari hadis Rasulullah saw yang dalam pengembaraannya dalam mencari hadis sempat bertemu dengan Imam Malik dan Abdullah bin Mubarak yang sempat bersalaman dengan kedua tangannya.
Ibunya juga seorang wanita yang shalihah. Imam Bukhari sebelum saat berusia kurang lebih 5 tahun mendapat musibah kehilangan penglihatannya. Ibunya tiap hari dan malam menangis seraya berharap dan berdoa agar Allah mengembalikan penglihatan anaknya. Akhirnya di suatu malam Ibunda Imam Bukhari bermimpi berjumpa dengan Nabi Ibrahim yang memberikan kabar gembira kepadanya,
يا هذه، إن الله قد رد بصر ولدكِ بسبب كثرة بكئكِ عليه
Wahai fulan, Sesungguhnya Allah telah mengembalikan penglihatan anakmu dengan sebab seringnya tangisanmu merisaukannya.
Imam Bukhari juga pernah berkata,
طلبت Ø§Ù„ØØ¯ÙŠØ« وانا ابن عشر سنين
Saya mencari hadis dimana saat itu usia saya baru 10 tahun.
Suatu ketika dalam satu majelis Imam Bukhari mendengarkan gurunya membaca suatu sanad (mata rantai periwayatan) hadis,
Kami dapatkan hadis dari Sufyan dari Abi Zubair dari Ibrahim
Maka Imam Bukhari berkata:
Wahai guru, Sesungguhnya Abu Zubair tidak berjumpa dengan Ibrahim
Lalu gurunya masuk ke kamar dan keluar dengan membawa kitab seraya bertanya kepada Imam Bukhari,,, "Wahai Ananda, lalu dari siapa juga hadis itu diriwayatkan?"
Imam Bukhari menjawab
Dari Sufyan dari Zubair bin A'di dari Ibrahim
Guru kemudian bertanya, "berapa umurmu Wahai Ananda?", maka Imam Bukhari menjawab umurnya baru 11 tahun.
Gurunya pun akhirnya menyampaikan kekagumannya dan memuji Imam Bukhari yang di usianya yang masih sangat muda telah begitu teliti dalam menggeluti dunia hadis dan transmisinya.
Imam Bukhari juga pernah berkata ;
Tidaklah usia saya sampai 6 tahun melainkan saya sudah menghafal kitab Ibnu Mubarak dan Waki'.
Imam Bukhari pada awal kepergiannya ke tanah suci bersama Ibunda dan saudaranya Ahmad untuk menunaikan haji, tidak pulang dulu dan membiarkan ibu dan saudaranya pulang lebih dulu. Imam Bukhari ingin memanfaatkan kesempatan untuk mencari hadis. Dalam satu kesempatan, beliau berada dalam Majelisnya Ishaq bin Rahwaih. Dalam majelis itu ada yang berkata :
لو تصدر Ø§ØØ¯ لجمع ما ØµØ Ù…Ù† Ø§Ù„ØØ¯ÙŠØ« عن النبي صلى الله عليه وسلم
"Andai ada seseorang yang bisa mengumpulkan hadis-hadis yang shahih dari Rasulullah saw."
Imam Bukhari berkata bahwa ucapan itu begitu terngiang dalam ingatannya sehingga menginspirasi beliau untuk menyusun shahih Bukhari dalam waktu 16 tahun.
Setiap kali ingin menulis suatu hadis, Imam Bukhari membersihkan dirinya, wudhu dan shalat 2 rakaat seraya meminta petunjuk kepada Allah. Beliau berkata ; Jika setelah shalat dadanya terasa lapang maka hadis itu ditulis. Jika tidak maka beliau mengurungkannya.
Hadis yang ditulis Imam Bukhari ditampakkan dan diminta komentar dari para Ulama yang di masanya. Para Ulama mengakui kevalidan hadis yang disusun oleh Imam Bukhari, termasuk Imam Ahmad bin Hambal yang sangat mengapresiasi catatan hadis yang dibukukan oleh Imam Bukhari.
Ada yang bertanya kepada Imam Bukhari,
Berapa orang gurumu? Maka beliau menjawab: Saya mengambil hadis lebih dari 1000 guru.
Dalam sakit menjelang meninggal beliau menyampaikan bahwa gurunya ada 1080 orang dan beliau mengambil hadis dari masing-masing mereka lebih dari 10.000 hadis. Ini bukan berarti hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari lebih dari 10juta, karena 10.000 itu bisa saja sebagiannya hadis yang sama yang diriwayatkan dari Guru lainnnya.
Najmu bin Fudhail pernah ditanya tentang sosok Imam Bukhari.
Tidak ada komentar: